Th. 2007/2008 *lupa* saat itu kelas 3 SMP, piknik ke Jogja. Kita masih bersama-sama
Innalilillahi wa
innailaihi roji'un…
Aku benar-benar tak
menyangka Allah sangat cepat mengambil temanku ini. Teman seperjuangan. Takdir memang sudah
ditentuin, tapi aku merasa ini terlalu cepat bagi mbak Shaffi yang masih muda.
Yang masih punya sejuta impian yang ingin ia gapai dan keinginan yang ia
lakukan.
Aku masih ingat
betul, saat aku pindah SD kelas 2 caturwulan 3 ke sekolah itu, semua anak
memanggilku mbak karena aku paling tinggi di kelas itu. Tapi enggak dengan mbak
Shaffi yang memanggilku tanpa 'mbak'. Tapi sejalan dengan waktu, tak ada
satupun yang memanggilku mbak karena mengetahui usiaku yang sama dengan mereka.
Tetapi aku tetap memanggil mbak Shaffi dengan 'mbak' hingga saat ini setelah
mengetahui usiaku terpaut setahun dengan usianya.
Saat kelas 5 SD,
kamu sangat suka dengan AFI. Kamu naik ke atas meja dan menyanyikan soundtrack
AFI sambil nge-dance. Saat itu aku hanya melongo melihat kelakuanmu, karena aku
jarang nonton TV di rumah.
Shaffi Wafiyyati, itu namamu. Aku ingat betul, karena aku 7 tahun 4 bulan sekelas denganmu dan absenku persis di bawah
absenmu selama itu. Tak jarang kamu sekelompok denganku karena
absennya yang berdekatan. Suatu ketika dibagi kelompok dengan anggota 4 orang
sesuai urutan absen. Kita diminta untuk membuat poster. Kiky ahli dalam hal
itu, aku mengikuti saran yang Kiky katakan saat membuat poster. Tapi enggak
dengan kamu mbak, kamu mewarnainya dengan salah. Tapi kau memasang wajah tanpa
dosa.
Aku sangat
mengingatnya saat menstruasi pertamaku, kamu juga sedang menstruasi waktu itu
dan kami dan beberapa anak lain duduk di tangga sekolah saat anak-anak lain
sedang shalat dhuhur. Kamu menawariku jajanan yang sedang kamu makan. Tetapi
aku menolaknya karena aku tidak nafsu untuk makan apapun saat itu. Kamu berkata
"Biasanya kalau lagi dapet pinginnya makan terus." aku menggelengkan
kepala, kamu melanjutkan "Tapi mungkin kalau pertama kali memang lagi
enggak nafsu". Pernah suatu ketika jariku tergores pinggiran kaca hingga
berdarah. Aku tak pernah kuat jika melihat luka yang berdarah, sehingga badanku
menjadi lemas dan pandanganku menjadi berkunang-kunang. Kemudian kamu
menuntunku menuju keran air dan mencuci lukaku hingga bersih. Kamu bilang
"Ya Allah me', kamu pucat"
Saat SMP kita
sekelas 30 orang, perempuan 12 anak. Kami menamakan 12 anak ini Syahida. Kami
selalu akur dan kompak bersama Ustadzah Heru. Jika dijumlah bersama ustadzah
Heru menjadi 13. Syahida itu cita-cita kami, hal terbesar yang kami inginkan.
Kami semua ingin meninggal dalam keadaan Syahidah. Apakah kamu syahidah mbak?
Aku pikir iya, tetapi Allah yang menentukan semua itu. Kau berusaha sangat
keras melawan penyakitmu. Penyakit yang perlahan menggerogoti tubuhmu. Saat kau
didiagnosa penyakit itu, sejujurnya aku kaget dan merasa khawatir. Karena
sepengetahuanku itu penyakit yang sangat besar, bukan penyakit biasa. Aku
sedikit tak percaya kalau itu penyakit besar hingga aku menjelajah internet
untuk mengetahui apa sebenarnya penyakit tersebut. Dan aku berharap penyakit
itu bukan penyakit yang berbahaya. Kamu hebat mbak, bisa berjuang melawan
penyakit itu. Kamu memang kuat seperti biasanya kamu.
Aku masih
mengingatnya saat SMP dulu kamu pernah bawa Film Detective Conan yang versi
asli manusia, dan kamu menyetelnya di kelas sehingga kami semua nonton bersama.
Aku masih ingat kegilaanmu terhadap tokoh Sinichi, tapi aku masih belum bisa
menemukan sisi gantengnya Shun Oguri dan kau terus mengatakan kalau dia itu
ganteng.Kemudian kamu terus membahas Janggeum. Tapi aku masih tak mengerti sisi
menarik dari cerita drama itu hingga saat ini. Kemudian pada saat kau tertarik
pada cerita Harry Potter. Kau meminta Intan untuk menceritakan kisah Harry
Potter dari awal. Kau rela menuntun sepedamu dan berjalan sejauh 1 km bersama
Intan demi mendengar cerita itu. Saat beranjak SMA, saat kita dan beberapa anak
berkumpul untuk saling bercerita, Asma' dengan frustasinya dia berkata kalau
kamu suka membahas Onew, sering bahkan. Aku masih sering berkunjung ke blogmu
dan membaca tulisanmu yang semakin hari makin dewasa. Dulu kau menjadikan
Shinee menjadi hiasan blogmu. Aku tahu Shinee dari blogmu mbak. Sepertinya kau
masih suka sama Shinee hingga akhir. Aku melihat background twittermu itu
Shinee.
Saat kelulusan SMA
kami Syahida pernah menginap bersama di rumah ustadzah Heru. Sangat disesalkan
karena kami tidak ber 13 seperti dulu.
Kami saling bertukar kado dan bertukar cerita. Aku bilang aku suka Yesung Super
Junior. Kau bilang di Super Junior yang
suaranya paling bagus itu Yesung. Aku masih sangat awam terhadap Super Junior
saat itu. Dan aku meng-iyakan perkataanmu. Dan aku mendengar dan menikmati
suara Yesung hingga aku menyadari Yesung memang memiliki suara yang sangat
indah. Kemudian saat aku tidur dan semua anak tidur, kebiasaan usilmu enggak
pernah terpendam dengan baik. Kau memotret bentuk kami yang jauh dari kata
normal itu. Tapi aku tetap menyimpan poto yang tak enak di lihat itu. Kadomu
waktu itu drama Dream High. Bukan aku yang mendapat kado itu, tapi Intan. Kamu
bilang itu ceritanya bagus banget. Kamu menceritakan sedikit sinopsis dari
Drama itu. Aku menjadi tertarik dengan drama itu. Itu drama korea pertama yang
aku tonton dari awal hingga akhir secara lengkap mbak. Sebelumnya aku enggak
pernah lengkap kalau menonton drama Korea. Ceritanya memang sangat bagus mbak.
Saat pertama kali
aku melihat Teen Top, aku melihat Chunji. Senyum Chunji mengingatkanku padamu.
Aku pernah berkata pada diriku sendiri kalau aku ingin memberitahumu kalau kamu
senyum mirip sama Chunji. Tapi sampai sekarang aku belum memberitahukan padamu.
Aku sangat menyesal sekali mbak. Kau tak pernah mendengarkannya langsung
perkataan itu dari mulutku.
Mbak, Allah memang
baik mbak. Baik sekali kepadamu. Allah enggak ingin kamu tersiksa lebih jauh
lagi, tersiksa lebih dalam lagi. Allah sangat sayang sama kamu mbak. Sekarang
kamu sudah enggak merasakan kesakitan yang selama ini kamu dapatkan. Kamu
sekarang udah sangat tenang sekali mbak. Allah juga baik kepadaku, dan
teman-teman. Karena Allah sudah menitipkan seorang mbak Shaffi kepada kami.
Mbak Shaffi yang baik, ceria, suka bercanda, suka usil, sosok pemimpin,
penghibur dan masih banyak kebaikan yang telah kami terima dari kamu mbak.
Kamu ingat saat
terakhir aku kerumahmu? Malam-malam aku ke rumahmu untuk ngambil boneka kain
flanel. Kamu udah keluar dari rumah sakit waktu itu. Ternyata kamu lagi bisnis
dari kain flanel juga, sama kayak Kiky. Aku kerumahmu bersama temanku, Okky.
Aku sempat mengenalkannya padamu. Waktu di rumahmu aku diberi es krim. Kamu
punya banyak eskrim di rumah. Aku iri itu, aku suka sekali eskrim. Aku bisa
mendapatkan Cuma-Cuma saat itu. Padahal sebenarnya eskrim itu untuk dijual. Mungkin karena aku adalah temanmu.
Kau memperlakukanku dengan sangat baik mbak, terimakasih untuk semua kebaikanmu padaku selama ini. Aku minta maaf kalau selama ini aku pernah bersikap buruk padamu sengaja maupun tanpa sengaja. Selamat jalan mbak Shaffi. Kami akan selalu mengenangmu, mengenang semua kebaikanmu.
Buka bersama Ramadahan tahun 2012. Ramadhan tahun ini kita tak bertemu lagi mbak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hoi... jangan lupa tinggalin komentarnya d sini ya..